Selasa, 31 Januari 2023

Healing dengan Lagu Lagu Tulus, Emang Bisa?

Salah satu yang membuat tubuh menjadi lebih rileks adalah irama musik. Mendengar suara penyanyi favorit lewat earphone ditemani secangkir teh hangat dan sepotong cookies bisa lebih meningkatkan imun tubuh dan merilekskan tubuh dan pikiran.


Rabu, 25 Januari 2023

Healing di Konser Musik

Healing.

Satu kata yang sekarang banyak dijadikan bahan obrolan terlebih menjelang akhir pekan. 

Banyak yang mulai berencana untuk healing di pelosok desa. Bergulat dengan alam yang terbentang, menyegarkan pikiran dengan bermain air di curug kaki gunung, tracking ke bukit-bukit atau hutan pinus. Jika memiliki daya lebih, naik gunung jadi pilihan dalam meluruhkan pekat tekanan pekerjaan di hari kerja. Naik gunung dengan pilihan menginap dengan memasang tenda. Atau naik gunung tektok, menaklukkan ketinggian gunung dalam kurang satu hari.

Healing.

Yang direncanakan saat tekanan pekerjaan mulai menumpuk. Biasa dilakukan di akhir pekan tapi kadang pula dilakukan setelah pulang bekerja. Tapi pilihan kedua hanya bersifat tipis-tipis karena durasi waktu yang sebentar.


Selasa, 24 Januari 2023

Suara Lato-lato

Lato-lato

Tak tak tak.... 

Tak tak tak.... 

Tak tak tak.... 

Suara lato-lato terdengar di mana-mana. Di sekitar komplek perumahan, di pasar, di taman bermain, di tempat kerja (tempat kerjanya sekolah), di warung, di transportasi umum, di mana-mana. Kadang tidak mengenal waktu, pagi buta, pagi jam 6-an, menjelang siang, siang terik, menjelang sore, saat sore, saat maghrib, hingga malam hari  suara lato-lato tuh sudah seperti momok, hadir terus menerus tak mengenal waktu. Suara lato-lato itu seperti ambisi akan dunia yang tiada habisnya. 

Setidaknya itu yang sedang saya rasakan, mengejar dunia,  mengikuti ambisi dan ekspektasi orang sehingga harus menggadaikan kesehatan mental. Jujur sih agak sulit untuk keluar dan mengukur semuanya sendiri sehingga masih berjibaku dengan urusan ambisi dan ekspektasi orang. Dan jujur (lagi), itu memperburuk kesehatan fisik dan kesehatan mental. Apalagi di kepala ini, sesuatu yang harusnya dipikirkan satu langkah malah dibabat habis beribu-ribu langkah padahal belum tentu semua itu terjadi. Yang akhirnya ribuan langkah pikiran itu menjadi kekhawatiran yang berlebih akan urusan hidup. 

Suara lato-lato yang terdengar hampir di setiap waktu itu seperti kebisingan akan banyak hal yang terjadi di dunia. Soal hukum yang tidak adil, soal kenaikan harga barang yang kadang di luar nalar, atau keributan-keributan artis yang viral hampir di semua platform sosial media. Bising. Dan itu muncul tanpa kenal waktu seolah hidup kita berjibaku pada kebisingan itu.... 

Sebenarnya apa sih yang dicari dalam sebuah kehidupan? Harta? Tahta? Atau Renata? Yang terakhir hanya jokes semata. Yang dicari dalam hidup tentu saja ketenangan dan kebahagiaan. Tak perlu mengelak. Tak perlu tergelak. Kesannya dia hal yang dicari dalam hidup itu adalah hal lumrah, namun menggapainya nyatanya tak mudah. Meskipun jika dibilang terlalu susah pun tidak. 

Saat otak tak henti mengirimkan pikiran-pikiran yang melebar, yang melangkah jauh, sebenarnya sudah saatnya kembali ke fitrah. Tidak selalu pikiran dipakai untuk menebak yang belum terjadi. Lantas, ada yang mengusik sanubari apakah harus terus begini mengikuti bisingnya kehidupan seperti mengikuti suara lato-lato yang bising, di mana-mana ada, tak kenal waktu. 

Sebenarnya sudah lama ingin berhenti. Untuk tak ikut andil dalam ambisi dan ekspektasi manusia seperti mereka. Tapi saya seperti tak berkutik, seolah terikat. Padahal saya paham, setiap manusia punya rezekinya masing-masing. Namun mungkin, karena tak yakin hingga kini saya belum bisa mengakhiri.... 

Pernah.... Seseorang yang kutemui di kala senja yang kemudian kita berbincang hingga larut malam. Dan tanpa diduga ia berkata, “Tinggal menunggu moment!” itu katanya. Dan saya mengangguk paham saya hanya menunggu moment. Tapi entah kapan waktunya! 

Suara lato-lato bukan penyebab. Saya bisa menahan kapan mendengarnya, di waktu kapan untuk menghentikannya. Tapi, yang membuat saya jengah adalah saya enggan ikut ambisi dan ekspektasi mereka. Bukan! Bukan karena saya tidak mampu. Tapi saya tahu, mereka bukan sebuah masa depan. Mereka tidak bisa menjamin seluas apapun loyal yang telah diberikan. Dan cerita-cerita perihal kekurangajaran mereka sudah mulai turun temurun terdengar. Jangan sampai giliran saya yang jadi korban (walau saya sadar, saya sudah jadi korban). 

Suara lato-lato bukan sebabnya kebisingan dalam hidup rupanya. Tapi kebisingan sesungguhnya adalah ambisi dan ekspektasi mereka. Saya pun berhati-hati. Jika sudah begini, ingin rasanya saya menepi di puncak bukit. Menikmati gorengan dan kopi panas sembari melihat pepohonan hijau di bukit-bukit. Tanpa ambisi dan ekspektasi! 


Sabtu, 21 Januari 2023

Mengejar Matahari Keisya Levronka dan Andi Rianto


Di sini ada satu kisah

Cerita tentang anak manusia

Menantang hidup bersama

Mencoba menggali makna cinta

Tetes air mata

Mengalir di sela derai tawa

Selamanya kita

Tak akan berhenti mengejar matahari

Lagu Mengejar Matahari yang dinyanyikan Ari Lasso rilis di tahun 2004 saya dengar saat masih kuliah. Saat itu, yang ada di pikiran saya adalah fokus kuliah dari pagi hingga sore, dari hari Senin hingga Sabtu. Kuliah di salah satu PTN di Bogor lumayan menyita waktu. Pagi sampai sore kuliah lalu dilanjut malamnya mengerjakan laporan yang ada hampir setiap hari. Belum lagi di sela-sela kuliah, saya mengikuti beberapa organisasi di kampus untuk memperoleh pengalaman lebih.

Dulu waktu kuliah, saya belum memikirkan perihal investasi, belum juga memikirkan untuk atur pola makan sehat. Yang ada di pikiran saya kuliah, atur makan sesuai budget yang ada. Maklum kiriman saya dibanding teman-teman lumayan jauh, bisa berbeda hingga 3 kali lipat.

Dulu waktu kuliah, saya juga tidak memikirkan untuk jalan-jalan ke mana. Nyobain makan enak di restoran bahkan hanya sekadar warung yang terkenal di kampus. Kiriman orangtua benar-benar saya maksimalkan cukup untuk makan, beli buku, ongkos ke kampus di Baranangsiang Bogor untuk praktikum hari Sabtu. Coba cari kerjaan part time nyatanya sulit mengingat waktu yang habis untuk kuliah dan berorganisasi.

Rasanya kalau diingat, kuliah saat itu benar-benar perjuangan. Internet belum secanggih sekarang. Satu-satunya chat yang lumayan rame adalah Yahoo Massenger, lalu sosial media yang hits saat itu adalah Friendster. Belum ada Facebook, Twitter, Instagram bahkan TikTok. Untuk blog saat itu sudah ada multiply.

Tahun-tahun itu, majalah dan koran yang masih meraja. Sebagai mahasiswa yang memiliki  hobi menulis saya coba mengirimkan tulisan saya ke redaksi walaupun belum satupun yang muncul. Beberapa kali ikut lomba menulis di kampus, saya menang lomba juara 2. Hadiahnya lumayan uang tunai 75 ribu yang saat itu bisa untuk makan 20-25 kali. 

Lanjut soal kuliah, tahun-tahun berikutnya masih sama. Fokus masih soal kuliah. Tidak ada uang lebih untuk traveling, tidak ada uang lebih untuk makan di restoran bahkan di restoran gerai ayam yang terkenal sekalipun. Yang salah satu bikin tercengang adalah saya belum pernah makan di Warung Padang. Kenapa begitu? Di pikiran saya, sebungkus nasi Padang harganya pasti mahal sekali padahal setelah mencoba ternyata harganya masih relevan di kantong.

Dulu, saat kuliah. Saya hanya fokus dari kossan ke kampus, ke markas organisasi. Untuk mengeksplorasi Bogor di weekend atau libur, selain waktu yang sulit ada perasaan takut untuk keluar dari zona nyaman. 

Meskipun begitu, saya tak pernah gentar. Tujuan utama saya merantau saat itu adalah lulus kuliah dengan nilai baik dan memuaskan. And I did it…. Saya tak akan pernah berhenti mengejar matahari.


Tajamnya pisau takkan sanggup

Goyahkan cinta antara kita

Menembus ruang dan waktu

Menyatu di dalam jiwaku

Tetes air mata

Mengalir di sela derai tawa

Selamanya kita

Tak akan berhenti mengejar terus mengejar matahari

Saat lagu Mengejar Matahari ini kembali dirilis dan dinyanyikan ulang oleh Keisya Levronka dan Andi Rianto, saya tercengang. Arransemen yang megah dari Andi Rianto ditambah suara uniknya Keisya menyatu di lagu ini. Lebih tercengang lagi, lagu ini sudah 19 tahun lalu rilis pertama kali. Yang itu berarti saya sudah tidak semuda dulu.

Sekarang saya sudah bekerja meskipun karir tsaya naik  turun dan tidak stabil, saya sudah menikmati banyak hal termasuk sudah traveling ke daerah daerah lain di Indonesia. Pulau Sumatera (termasuk Nias, Sabang, Belitung), Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Bali, Sumba dan semua wilayah di Pulau Jawa, Alhamdulillah sudah saya jelajahi. Cukup senang meskipun mimpi saya untuk ke luar negeri belumlah terwujud hingga sekarang.

Soal menikmati makanan, banyak restoran mewah sudah saya nikmati hidangannya. Sebagai food blogger, semua itu sudah terwujud hingga kini baik itu dibayar maupun beli sendiri. Semua yang tidak saya nikmati sewaktu kuliah dulu terwujud kini.

Soal investasi, saya juga sudah melakukannya dengan berinvestasi di beberapa bidang. Walaupun saya merasa sangat terlambat memulainya namun saya bahagia dapat melakukannya.

Tapi….

Di umur sekarang, overthinking makin menjadi-jadi. Kekhawatiran semakin tak terkendali. Semakin tak memiliki ambisi. Fokus saya ingin bahagia walaupun harus melawan itu semua. Tapi yang jelas, saya tetap tak akan berhenti mengejar terus mengejar matahari walaupun dalam pikiran yang berbeda, dalam rasa yang tidak sama dan dalam ruang, waktu dan dimensi yang sudah jauh berbeda.

Bahagia itu saja sudah cukup!


Kamis, 19 Januari 2023

Seruit Lampung

Seruit Lampung

  •  Makanan Khas Lampung

Sebagian orang Lampung, saya pastinya bangga dengan budaya dan tradisi daerah dari Lampung termasuk juga makanan khas Lampung. Tidak berbeda dengan daerah lain, Lampung juga memiliki makanan khas yang nggak kalah enak dengan daerah lain. Untuk makanan ada pindang khas Lampung, sekubal atau segubal, kerupuk kemplang, tempoyak durian khas Lampung, keripik pisang original maupun coklat. 

Makanan khas Lampung disesuaikan dengan sumber daya alam Lampung yang meilmpah. Pisang yang hampir ada di setiap kabupaten, ikan air tawar maupun ikan laut yang juga melimpah. Ikan air tawar sebagian adalah ikan yang diternakkan sebagian lagi ikan yang ditangkap di sungai-sungai maupun rawa di Lampung. Durian Lampung dan buah-buahan lain yang juga melimpah. Sehingga makanan-makanan khas ini diambil dan diolah dari kekayaan hasil buminya. 

  • Seruit Lampung dan Interpretasi Orang Terhadapnya

Salah satu makanan khas Lampung yang cukup dikenal adalah Seruit Lampung. Khusus untuk makanan ini, beberapa kali saya dan teman-teman Lampung dicemooh perihal makanan ini. Cara penyajian Seruit Lampung yang terkesan jorok jadi hal yang kerap diucapkan tidak hanya teman-teman sekolah juga tetangga yang berbeda suku. Namun, saya menanggapi dengan santai. 

Biasanya cara mereka mencemooh dengan menggerakkan bahunya dan memasang wajah jijik. Yang bikin saya nggak habis pikir adalah di saat saya masih SMA, ada salah satu guru asal Jakarta yang mengungkapkan “kejijikan”nya akan hidangan Seruit Lampung ini. Kocaknya sang guru sembari mencemooh sembari meminta maaf berulang kali ke saya (tapi masih lanjut ngeghibahin Seruit Lampung di depan saya). Ampuun deh! 

Saat merantau ke Bogor, Jawa Barat, saya pikir urusan cemoohan orang soal Seruit Lampung sudah mereda. Namun ternyata dugaan saya keliru. Di sekolah tempat saya bekerja, salah satu orangtua murid bercerita berapa aneh dan jijiknya hidangan Seruit Lampung ke orang lain. Saya kaget mendengar orangtua murid ini bercerita soal Seruit Lampung yang tidak higienis dan jorok menurutnya. Apalagi penyajian Seruit Lampung dengan menggunakan tangan, kemudian dinikmati tangan-tangan yang lain. 

Saat tahu saya ada di situ dan tahu saya orang Lampung asli, ia berulang kali meminta maaf. Sama persis dengan guru SMA saya yang mencemooh tentang Seruit Lampung. Reaksi saya saat itu hanya kaget, kok bisa salah satu orangtua murid yang berpendidikan tinggi menyoal hidangan khas daerah lain dengan mencemooh. Padahal masing-masing daerah memiliki kekhasan masing-masing. 

  • Apa itu Seruit Lampung? 

Barangkali sebagian dari kalian bingung, seperti apa sih Seruit Lampung itu? Baiklah akan saya jelaskan... 

Mengutip dari Kompas,  kata-kata Neyruit Yu atau nuju adalah kalimat ajakan yang punya arti kebersamaan yang kuat baik pada keluarga, sahabat maupun teman sehingga muncul kedekatan karenanya. Seruit Lampung memang dinikmati bersama-sama dalam acara keluarga, acara besar, arisan, bahkan kumpul bareng teman sekalipun Seruit Lampung ini paling banyak ditunggu. 

Seruit Lampung adalah makanan berat pendamping nasi, terdiri dari ikan baik digoreng, dibakar atau dipepes. Jenis ikan yang digunakan biasanya ikan air tawar seperti ikan patin, ikan baung, ikan bila, ikan mas, ikan gabus. Kondumen lain ada sambal, biasanya sambal yang digunakan adalah sambal terasi bisa juga dengan sambal mangga. Makanan pelengkap lainnya adalah terung ungu/putih/hijau panjang yang dibakar, mentimun yang diambil isinya, jeruk limau dan aneka lalapan mulai dari daun singkong, kemangi, tauge, kenikir, timun, terung bulat, kacang panjang, dan lalapan lainnya. Kalau ada biasanya akan ditambahkan tempoyak durian. 

Nah, penyajiannya yang bikin cerita di atas muncul. Sambal dimasukkan ke dalam piring kemudian dimasukkan daging ikan, terung yang dibakar dan isian timun. Semuanya dicampur dengan menggunakan tangan langsung tanpa sarung tangan plastik. Semua diaduk pakai tangan. Dan saat makan, tangan-tangan lain secara langsung mengambilnya dan menaruh di piringnya masing-masing kemudian melahapnya dengan nasi. Untuk beberapa orang seperti guru dan orangtua murid itu adalah hal yang menjijikkan. Namun jika Seruit Lampung dinikmati bersama keluarga atau teman, kebersamaan terasa sekali. Tak ada tuh rasa jijik, atau menganggap hal tersebut sesuatu yang jorok. 

  • Seruit Lampung Kini

Beranjaknya waktu, Seruit Lampung tak lagi dinikmati asli orang Lampung. Teman-teman bersuku lain yang tinggal di Lampung kini juga sudah mulai menikmati makanan ini saat ada acara. Bahkan di Lampung beberapa restauran yang menghidangkan Seruit Lampung sudah mulai banyak diminati. Sebagai putra daerah, senang rasanya Seruit Lampung sudah mulai diterima banyak kalangan. 

Beberapa modifikasi Seruit Lampung agar tidak dianggap makanan yang jorok karena penyajian membuat satu orang akan diberi piring khusus untuk meracik sendiri Seruit Lampung. Racik sendiri dan dinikmati sendiri. Ini biasanya disajikan untuk tamu dan bapak-bapak. Di kalangan emak-emak Seruit Lampung tetap disajikan dalam satu piring dan dinikmati bersama-sama. Bagi emak-emak persetan dengan ucapan orang terkait Seruit Lampung yang dianggap jorok. Walaupun menggunakan tangan tapi tetap cuci tangan yang bersih dengan sabun sehingga tetap aman. 

Buat kalian yang punya kesempatan berkunjung ke Lampung, ada baiknya kalian menikmati Seruit Lampung  salah satu makanan khas Lampung. 


Rabu, 18 Januari 2023

Healing di Bumi Langit Yogyakarta

 Kala siang beranjak, kami melanjutkan perjalanan menuju Imogiri area atas. Sebelumnya kami sudah menikmati makan siang di Mangut Lele Bu Is di Imogiri Barat. Keunikan cabe tumis yang jarang ditemukan dan enaknya mangut lele dengan kuah yang gurih membuat makanan ini begitu berkesan. Belum lagi lalapan yang beragam dan melimpah. Unik dan enaknya Mangut Lele ini jadi salah satu kuliner yang patut dicoba saat berkunjung ke Yogyakarta khususnya daerah Bantul.

Suasana tidak terlalu ramai kala kami sampai kemudian berbelok ke arah parkiran Bumi Langit di Imogiri. Hanya ada beberapa mobil yang parkir itu juga termasuk mobil yang kami bawa. Sebelum keliling melihat kebun, kami masuk ke Restoran Bumi Langit. 

Euforia Jawa yang nyaman, adem dan khas, saya rasakan ketika mulai masuk ke restoran. Restoran yang berbentuk rumah khas Jawa dengan ruang terbuka sehingga tidak ada dinding membuat suasana desa khas daerah Jawa terasa sekali. Ditambah lagi kursi-kursi kayu dengan meja kayu yang juga membuat suasana euforia semakin Jawani banget. Yang akhirnya membawa kembali kenangan masa lalu akan kampung halaman, di mana rumah tetangga saya yang asli dari Jawa yang begitu sederhana tapi teduh dan damai.

Kami duduk di bangku kayu, di kanan restoran terdapat produk-produk sehat milik Bumi Langit mulai dari madu, sabun, camilan dan lainnya. Karena Bumi Langit berada di ketinggian Imogiri sehingga keramaian Kota Yogyakarta dari restoran terlihat cukup jelas. 

Dapur restoran yang dapat dilihat dari kursi pengunjung terlihat cukup sibuk menyiapkan makanan yang akan dihidangkan untuk pengunjung. Saya melihat daftar menu yang dibagikan kemudian saya memesan es lemongrass mint.  Panas teriknya Yogya, letihnya perjalanan kemudian menikmati dingin dan segarnya minuman ini tentunya jadi penyejuk dahaga di kerongkongan.

Karena perut masih lumayan kenyang, kami memilih keliling Kebun Permaculture Bumi Langit. Kebun terpadu ditanam secara organik dengan mengembalikan fitrah tanaman ke fitrahnya semula. Tanaman yang ditanam tidak hanya tumpang sari, namun satu sama lain saling bersinergi ditambah lagi adanya kolam ikan, kandang ayam, kandang sapi berikut lapangan rumput untuk mengembalikan hewan peliharaan. Sungguh, sesuatu yang teramat menarik.

Mengutip dari Wikipedia: Permakultureadalah cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis, dan desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam.

Inti dari permakultur adalah Peduli bumi karena tanpa bumi yang sehat, manusia tidak bisa sejahtera. Peduli manusia agar seluruh manusia mendapatkan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup. Mengembalikan surplus input dan hasil pertanian ke sistem, termasuk mengembalikan limbah pertanian dengan didaur ulangnya.

Bisa dikatakan Permaculture adalah pertanian yang menghasilkan bahan pangan dengan tetap memperhatikan lingkungan dan berkelanjutan. Prinsip yang diusung pertanian Permaculture harusnya bisa diadaptasi di kampung-kampung yang memiliki lahan luas. Namun sayangnya, di desa-desa menanam sendiri beberapa bahan pangan seperti sayur, bumbu dapur mulai tergerus. Andai saja, sistem pertanian Permaculture diterapkan di semua daerah niscaya krisis pangan atau kekurangan pangan akan terpenuhi dari rumah.


Selasa, 17 Januari 2023

Mangut Lele Bu Is Yogyakarta Yang Unik dan Enak

Udara panas Yogya tidak menghentikan langkahku dan teman-teman untuk keliling Yogya. Menjelang siang kami bermaksud ke Bumi Langit di Bantul. Namun sebelumnya, kami mencoba salah satu kuliner khas Yogya atau Jawa di sekitaran Bantul yakni mangut lele. 

  • Mangut Lele Bu Is di Imogiri 

Mangut Lele Bu Is jadi pilihan kami. Saya nggak tahu mana mangut lele yang enak di Yogyakarta, berhubung kami mau menuju ke Bumi Langit di Imogiri. Salah satu teman yang asli orang Yogyakarta merekomendasikan Mangut Lele Bu Is yang letaknya memang searah dengan tujuan kami. 

Mangut Lele Bu Is merupakan tempat makan rumahan yang lokasinya di dalam rumah yang diset jadi tempat makan. Saat masuk ruang tamu dan teras sudah tersedia kursi dan meja untuk  makan para pengunjung. Ada meja dengan kaki  pendek yang dibuat untuk lesehan. Ada meja yang berkaki lebih tinggi untuk makan dengan kursi. Jangan berharap banyak untuk interior, karena Mangut Lele Bu Is berada di rumah jadi interior yang dihadirkan memang apa adanya. Tapi justru di situlah letak natural Mangut Lele Bu Is ini. 

Untuk memesan kami menuju belakang. Suasana kampung dapur jadi membuka kenangan lama di kampung halaman dulu. Benar benar masih tradisional yang mengagumkan, tungku dengan bahan bakar kayu,  rak piring yang terbuat dari kayu jadi pemandangan seru saat berkunjung ke Mangut Lele Bu Is. 

  • Mangut Lele dan Seabrek Sayuran

Kami memesan beberapa porsi mangut Lele kemudian memilih lesehan. Sembari menunggu kami sedikit membahas tempat makan ini. Bagi saya yang lahir dan dibesarkan dalam suasana kampung, menikmati hidangan di tempat seperti Mangut Lele Bu Is menjadi sesuatu yang ditunggu. Apalagi yang melayani adalah ibu paruh baya yang berwajah sejuk dengan senyum khas orang desa, senyum yang welcome terhadap semua tamu yang datang. 

Untuk minuman aku pesan teh manis. Untuk makanan pastinya Mangut Lele. Selang beberapa waktu, makanan yang ditunggu-tunggu datang. 

Alangkah kagetnya saya saat beberapa piring datang dan disajikan di atas meje. Nasi satu bakul, mangut lele dalam satu mangkok, yang bikin saya takjub adalah ragam lalapan yang dihadirkan sepiring timun, sepiring tauge tumis, sepiring daun singkong dan pepaya rebus, urap sayur/ terancam, sambal terasi, sepiring kenikir rebus, daun bluntah dan kemangi dan salah satu yang paling enak dan unik adalah sepiring cabai hijau tumis. Semuanya jadi hidangan lengkap yang unik dan enak.

Untuk makanan mangut lelenya enak dengan kuah yang gurih dan segar. Sambal terasinya juga mantap. Yang bikin unik dan jarang orang temukan adalah tumis cabe yang pedas. Semua berpadu ditambah dengan suasana rumahan khas Yogya yang bikin kangen untuk kembali lagi. 

  • Cocok Untuk Kaum Urban

Buat orang urban yang berjibaku dengan hidup perkotaan yang terlalu dinamis cocok sekali untuk menjelajah Yogya dan melipir ke rumah makan yang dibuat alami tanpa dibuat-buat untuk memenuhi kebutuhan sosial media. Makanan yang disajikan pun benar-benar makanan rumahan yang khas dengan pelayanan yang cepat serta harga yang terjangkau. Seporsi mangut Lele dengan seabrek lalapan tadi dihargai duapuluh lima ribu rupiah. Sungguh harga yang masih sangat sangat relevan untuk dinikmati. Apalagi selain makanan yang enak dan unik, suasana yang dihadirkan rumahan banget. Dan inilah yang membuat banyak pelancong merasa Yogyakarta adalah rumah kedua yang membuat rindu menggebu-gebu jika tak lama bertemu. 

Buat kalian yang sedang berlibur ke Yogyakarta, jangan cuma eksplorasi Malioboro. Banyak tempat di Yogyakarta yang bisa dieksplorasi termasuk daerah Bantul dan Imogiri. Banyak sekali hidden gem di pelosok-pelosok Yogyakarta yang unik dan enak termasuk Mangut Lele Bu Is. 

Perjalanan kami lanjutkan menuju ke Bumi Langit masih di daerah yang sana yakni Imogiri. Untuk cerita tentang Bumi Langit akan saya bahas di tulisan berikutnya ya. 

Mangut Lele Bu Is

Alamat:

Jl. Imogiri Barat No.12, Turi, Sumberagung, Kec. Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55781

Jam buka: Senin – Minggu Pukul 8:00 - 20:00.


Senin, 16 Januari 2023

Kuliner Wajib di Jalan Surya Kencana Bogor

  • Jalan Surya Kencana Bogor 

Kalau Yogyakarta punya Jalan Malioboro maka Bogor punya Jalan Surya Kencana. Meskipun sedikit berbeda tapi Jalan Malioboro maupun Jalan Surya Kencana sama sama ramai. Sama-sama banyak penjual makanan yang menjajakan baik di ruko-ruko yang mereka tempati maupun di depan ruko yang biasanya dijajakan penjual kecil. 

Sedikit berbeda dengan Malioboro, Surya Kencana Bogor jarang yang menjajakan oleh-oleh khas Bogor seperti pada Malioboro Yogyakarta. Untuk toko pakaian terdapat di pintu masuk depan vihara dan itu juga toko pakaian umum bukan toko yang menjual pakaian khas untuk oleh-oleh.

Selebihnya, toko-toko perabotan, eletronik dan beberapa toko grosir yang menjual sembako dan bahan pangan lain. Sebagai tempat Pecinan, Jalan Surya Kencana Bogor lebih dikenal sebagai salah satu tempat kuliner di Bogor. Perpaduan makanan yang merupakan pembauran makanan khas Indonesia dengan Pecinan membuat ragam kuliner di Surya Kencana cukup beragam.

Nah, jika kalian berkunjung ke Bogor, ada baiknya kalian mengunjungi Jalan Surya Kencana. Apa saja ya makanan yang perlu kalian coba kalau ke Jalan Surya Kencana?

 

  • Tauge Goreng

Salah satu makanan khas Bogor ini  merupakan campuran antara tauge, mie kuning, ketupat dan tahu yang dibumbui dengan bumbu tauco yang khas. Perpaduan bahan-bahan tersebut membuat hidangan ini wajib kalian coba, apalagi dinikmati dengan wadah beralaskan daun pisang sembari mengamati lalu lalang orang-orang yang berjalan di Surken ( Surya Kencana) jadi pengalaman seru dan menarik.


  • Soto Kuning Bogor

Salah satu kuliner yang wajib banget dicoba adalah soto kuning Bogor. Banyak tempat di Surken yang menjual soto kuning. Yang lumayan dikenal publik adalah Soto Kuning H. Yusuf.


  •  Bakso Bening

Bakso Bening adalah bakso dengan kuah bening tanpa ada tambahan sayuran, mie dan lainnya. Basko disajikan dalam kuah bening dengan taburan bawang goreng dan seledri. Walaupun hanya begitu penyajiannya, tapi dijamin rasa baksonya nagih dengan kuah yang gurih. 


  • Bir Pletok

Masih sekitaran Jalan Surken, kuliner unik yang perlu kalian coba dan rasakan adalah bir pletok. Ini bukan bir yang memabukkan ya, bir pletok merupakan campuran jahe, kayumanis dan gula merah karena berbuih dan mirip dengan bir sehingga dinamakan bir pletok.


  • Seupan Talas

Berada di depan Swalayan Grand, ada Seupan Talas Bogor yang enak dan banyak dicari pelancong maupun warga lokal. Seupan Talas adalah talas yang dikukus kemudian diberi kelapa. Rasa gurih dan manisnya kelapa berpadu dengan nikmatnya kukusan talas membuat Seupan Talas wajib dicoba!


  • Combro Gang Aut

Combro alias oncom dijero (di dalam) merupakan makanan khas Jawa Barat. Di Surken Bogor tepatnya di Gang Aut ada comro yang dikenal publik dan wajib dicoba jika kalian berkunjung ke Bogor.


  • Sate Cungkring 

Yang paling terkenal adalah Pak Jumat, ia menjual sate ini sejak tahun 1975. Sate Cungkring ini terdiri dari kikil, kulit, dampak dan urat sapi kemudian disajikan dalam potongan lontong dan siraman saus kacang yang gurih. Sepanjang kalian menyusuri Jalan Suryakencana Bogor, kalain akan menemukan sate Cungkring ini di pinggir jalan depan toko-toko.


Rata-rata penjual makanan tadi dibawa di gerobak-gerobak yang parkir depan toko di pinggir trotoar. Walaupun dibawa dalam gerobak-gerobak namun rasanya enak dan nikmat. Apalagi kalau makanan-makanan tersebut tidak ditemukan di daerah lain.

Nah itu tadi ya makanan yang wajib kalian coba kalau berkunjung ke Jalan Surya Kencana Bogor. Ada yang pernah berkunjung ke Surken lalu punya rekomendasi makanan lain? Komentar yuuk!




Minggu, 15 Januari 2023

Wedangan Kampoeng Yogyakarta

Masih seperti dulu

Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna

Terhanyut aku akan nostalgi

Saat kita sering luangkan waktu

Nikmati bersama

Suasana Jogja



  • Pesona Yogyakarta 

Tebak apa yang disukai dari Yogyakarta? Kenapa setiap liburan, Yogya jadi salah satu list yang harus disinggahi lagi dan lagi. Padahal Yogyakarta masihlah begitu, tetap sama. Tapi kenapa pesonanya tak pernah berhenti? 

Salah satu yang bikin kangen Yogyakarta tuh suasananya. Entah kenapa, tiap ke Yogya tuh berasa pulang ke kampung halaman. Ada yang memiliki perasaan yang sama? Hal lain yang bikin kangen sama Yogyakarta adalah kulinernya yang murahnya kebangeten terutama kuliner di pelosok-pelosok Yogyakarta. Kalau di pusat kota nya sih sudah lumayan harganya. Sudah sebelas duabelas dengan Jakarta dan sekitarnya. 

  • Wedangan Kampoeng 

Membahas kuliner Yogyakarta pasti akan muncul makanan-makanan khas Jawa yang bikin kangen. Nah salah satu tempat makan di Yogyakarta yang bikin kangen adalah Wedangan Kampoeng di Kaliurang. 

Saat masuk pelataran, vibes pelataran ala desa terasa banget. Kursi panjang yang terbuat dari kayu begitu pula dengan mejanya yang juga terbuat dari kayu. Di pelataran tidak ada atap hanya pohon yang menaungi. 

Ada rumah joglo khas Jawa yang jadi tempat makan dengan kursi-kursi kayu yang tersusun rapi. Di sebelah rumah joglo ada saung yang menyajikan aneka makanan yang menggiurkan. Makanan khas Jawa yang bikin mupeng. 

Untuk mengambil makanan dilakukan secara prasmanan. Konsep dari Wedangan Kampoeng ini mirip dengan Kopi Klotok. Tapi di Wedangan Kampoeng untuk menu makanannya lengkap sekali dan lebih bervariasi mulai dari makanan berat hingga camilan jajanan pasar yang menggugah selera. 

  • Menu Wedangan Kampoeng 

Menu sayuran seperti tumis daun singkong, urap,  sayur asam, lodehlodeh.  Untuk lauk ada telur dadar, ikan mujair goreng, ikan lele goreng, ayam goreng, tahu dan tempe. Ada juga aneka pepes yang bisa dicoba. 

Dekat kasir ada jajanan pasar yang juga harus banget dicobain seperti mendoan, bakwan sayur, bakwan jagung, tahu isi, pisang goreng dan jajanan pasar lainnya.

Karena nama tempat makannya adalah  Wedangan Kampoeng, Wedangan kalau diartikan dalam bahasa Indonesia berarti minuman. Pasti Wedangan Kampoeng menjual minuman khas Jawa seperti wedang uwuh, wedang gula asem, wedang kunyit asam, wedang secang, wedang beras kencur, ada juga aneka teh termasuk teh poci. Selain itu ada jenis kopi-kopian yang bisa jadi teman makan jajanan pasar seperti kopi Arabika dan kopi Robusta.

Oh ya, selain menikmati hidangan di dalam rumah joglo, kalian bisa mencoba hidangan di pinggir sungai atau pelataran di dalam yang asyik sebagai tempat makan. Kalian bisa berlama-lama di Wedangan Kampoeng ini. Saat saya berkunjung saya benar-benar kalap dan berlama lama di sini, mencoba aneka hidangan mulai dari jajanan pasar, makanan berat hingan minuman khasnya.

Berada di Jalan Kaliurang KM 12,5, Wedangan Kampoeng bisa jadi alternatif tempat saat berkunjung ke Yogyakarta. Aksesnya yang berada di pinggir jalan memudahkan pelancong untuk mampir dan menikmati hidangan yang disajikan Wedangan Kampoeng.

Buka hingga sore hari, tenang Wedangan Kampoeng akan berganti konsep jika malam tiba. Sejenis angkringan dengan menu khas angkringan bisa kalian coba sembari menikmati pinggiran Yogyakarta versi malam hari.

Yogyakarta memang tidak akan pernah ada habis menghadirkan caranya untuk terus dirindukan pengunjung. Suasana yang nuansanya bikin kangen, makanan yang selalu dirindukan dan waktu yang bergulir di Yogya yang seolah bertempo lamban membuat pelancong benar-benar dapat merasakan hidup sesungguhnya apalagi pekan-pekan sebelumnya terlalu hiruk pikuk akan obsesi, ambisi dan tekanan pekerjaan.

Seperti lirik lagu Yogyakarta Kla Project si awal. Tiap sudut Yogya yang seolah menyapa, membangunkan kembali nostalgia saat menikmati Yogyakarta.

Yuuk ke Yogyakarta lagi!




Sabtu, 14 Januari 2023

Makanan di Bogor Yang Wajib Dicoba Pelancong

Salah satu tempat yang dekat dengan Jakarta adalah Bogor. Banyak banget nih destinasi wisata yang bisa ditemukan di Bogor. Destinasi wisata urban, kalian bisa keliling Kota Bogor mulai dari Tugu Kujang kemudian lanjut ke arah Surya Kencana menikmati kuliner-kuliner yang melegenda di sana. Kemudian bisa melanjutkan ke beberapa museum di sekitar Kebun Raya Bogor, memberi makan rusa di sekitaran Istana Bogor. Bisa juga mengelilingi trotoar yang mengitari Kebun Raya Bogor. Menikmati kuliner di beberapa kafe atau resto terkenal di Bogor. Atau dapat juga berkunjung ke beberapa mall di Bogor. Itu buat kalian yang suka destinasi wisata urban.

Buat kalian yang suka alam, tenang Bogor juga menyediakan banyak spot alam yang keren. Ada beberapa curug atau air terjun di pinggiran Bogor seperti daerah Sentul pinggiran, daerah Puncak  dan daerah lainnya. Berkunjung ke kebun teh di Puncak Bogor, atau berkunjung ke kafe kafe yang menawarkan view alam yang indah.

Selain destinasi wisata urban dan alam, destinasi wisata kuliner di Kota Bogor juga patut untuk dicobain. Sebagai salah satu kota yang dekat dengan Jakarta dan juga dekat dengan daerah Jawa Barat lainnya seperti Sukabumi Cianjur. Kuliner Bogor semakin kaya dengan pengaruh kuliner luar daerah, pengaruh kuliner China dan Belanda.

Nah, jika kalian berkunjung ke Bogor. Apa saja ya makanan yang wajib kalian coba? Berikut rekomendasi Pahlapah….

  • 1. Mie Glosor Bogor

Mie Glosor yang merupakan makanan asli Sukabumi ini kini menjadi salah satu makanan tradisional Bogor. Entah bagaimana kejadiannya mie Glosor yang berasal dari Sukabumi jadi makanan khas Bogor. Seperti nasi Langgi yang sebenarnya berasal dari Jember namun kin nasi Langgi lebih dikenal sebagai nasi dari Solo.

Mie Glosor ini terbuat dari tepung tapioka dan pewarna kunyit. Buat kalian yang sedang diet gluten, mie Glosor ini cocok sekali jadi mkanan untuk diet. Menemukan mie Glosor di tempat makan sekarang ini agak agak susah. Biasanya mie Glosor disajikan untuk sarapan. Kemunculan mie Glosor akan merebak ketika bulan puasa tiba. Biasanya salah satu iftor takjil yang dijual di bulan Ramadhan adalan mie Glosor yang disajikan bersama gorengan dan sambal kacang.

  • 2. Tauge Goreng

Salah satu kuliner khas Bogor yang perlu kalian coba adalah tauge Goreng. Sajian yang terdiri dari mie kuning, tauge, tahu lalu dibumbui dengan saus tauce adalah sajian yang enak untuk dinikmati. 

Banyak tempat-tempat yang menjual tauge Goreng, di Bogor sendiri ada di depan Ngesti, di Pasar Bogor, di IPB Baranangsiang, di Jembatan Merah dan Bogor Permai. Soal mana yang paling enak, balik lagi makanan enak atau tidak tergantung selera dan keadaan perut yang sedang lapar-laparnya.

  • 3. Doclang

Makanan satu ini cukup banyak ditemui di Bogor. Terdiri dari ketupat, tahu lalu dibumbui kacang dan diberi sambal dan kerupuk menjadi menu sarapan yang bisa banget kalian coba kalau berkunjung di Bogor. Keberadaan doclang sangat gampang ditemui di pinggir jalan. Jujur, saya tidak menemukan tulang doclang di mall. Soal rasa, doclang ini enak dan mengenyangkan. Harganya yang relatif terjangkau juga aman untuk pelancong.

  • 4. Aseupan Talas

Sebagai salah satu daerah penghasil talas. Sangat mudah menemukan pedagang buah dan umbi dalam menjajakan talas. Salah satu makanan yang berasal dari talas adalah Seupan Talas. Umbi talas dipotong lalu dikukus dan diberi parutan kelapa. Rasa yang enak dari talas berpadu dengan parutan kelapa membuat menu Seupan Talas perlu sekali dicoba. Salah aatu tempat yang menjual Seupan Talas ini adalah Jalan Suryakencana Bogor.

  • 5. Dodongkal

Tren dodongkal di Bogor mulai kembali bergeliat. Banyak pedagang-pedagang dodongkal yang berjualan di pinggir jalan. Dodongkal adalah sejenis kue yang terbuat dari tepung beras dan gula merah yang dikukus di wadah berbentuk kerucut. Sehingga dodongkal yang dihasilkan berbentuk kerucut. Soal rasa, perpaduan rasa tepung beras yang gurih dengan gula merah klop sekali. 

Demikian makanan di Bogor yang wajib kalian coba. Ada beberapa makanan lain yang juga bisa dicoba. Namun akan Pahlapah bahas di tulisan berikutnya. See ya!


Jumat, 13 Januari 2023

Enaknya Mie Hongkong Tom Yum Bebek Massuro Coffee and Kitchen

Satu pekan ini, cuaca berubah begitu saja. Sebelumnya setiap pagi, lalu berlanjut ke siang hari kemudian sore, hujan senantiasa membersamai. Namun satu pekan ini, hujan kembali tiba pada hal yang semestinya. Saat pagi mentari terang, siang terik lalu sore pun hujan. Siklus normalnya begitu…

  • Dari Stasiun ke Stasiun

Seperti pagi ini, saat menuju ke Stasiun Cilebut, dalam perjalanan dengan motor bebek kesayangan mentari pagi sudah menyertakan sinar hangatnya. Padahal jam masih menunjukkan pukul enam lebih. 

Sampai di Stasiun Cilebut, kereta yang akan berangkat ke arah Kota akhirnya datang. Hari kerja, sudah dipastikan kereta penuhnya bukan main. Berdesakana dan saling dorong sudah jadi sesuatu yang lumrah. Karena tujuan saya ke Stasiun Tangerang, saya perlu tiga kali transit dari Bogor. Transit pertama di Stasiun di Manggarai kemudian dilanjutkan kereta ke Tanah Abang untuk transit kedua, transit ketiga Tanah Abang ke Stasiun Duri lalu dilanjutkan perjalanan dari Stasiun Duri ke Stasiun Tangerang.

Sampai Stasiun Tangerang sekitar pukul 10 pagi, panasnya matahari begitu terik padahal masih pagi. Apalagi pekan-pekan sebelumnya hampir setiap pagi hujan sudah turun. Lah hari ini dan beberapa hari lalu panas matahari begitu terik seolah lupa kalau pekan sebelumnya hujan nonstop. Berikutnya perjalanan dilanjutkan dengan gojek menuju ke Massuro Coffee and Kitchen. 

  • Massuro Coffee and Kitchen 

Saat masuk nuansa restoran terlihat asri dengan banyaknya hiasan daun dan tanaman hias di berbagai tempat di Massuro Coffee and Kitchen.  Kalau dilihat interior yang dihadirkan di restoran ini adalah interior bertema industrial semi outdoor.

Saat masuk, ruang tunggu untuk pengunjung maupun driver ojek online memesan makanan dan minuman. Sebelum masuk kita akan melewati meja kasir, yang di belakangnya terdapat dapur. Di samping kasir terdapat barista yang siap membuat aneka kopi. Sesuai dengan namanya yang menyertakan kopi sebagai nama restoran.

Di depan kasir meja dan kursi berjejer rapi. Di beberapa dinding terdapat tulisan Massuro yang bisa dijadikan tempat selfie. Yang seru dari Massuro Coffee and Kitchen ini terdapat stage atau panggung beserta sound sistem yang bisa digunakan untuk bernyanyi.

Mendongakkan kepala ke atas terdapat lantai dua yang bisa juga digunakan untuk makan, ada juga ruangan khusus yang diser sebagai ruangan meeting.

Saya duduk dan memesan Kopi Jelly untuk minuman serta Mie Hongkong Tom Yum Bebek yang menjadi salah satu signature dish Massuro Coffee and Kitchen dan Es Ala Massuro sebagai dessert alias hidangan penutup.

Saya review sedikit banyaknya....

  • Kopi Jelly atau Jelly Coffee

Rasa kopinya cukup kuat, berpadu dengan susu dan gula aren buat pecinta kopi tipis-tipis seperti saya. Kopi Jelly Massuro Coffee and Kitchen pas banget diminum aebagai teman makan berat maupun sebagai teman makan camilan.

Jelly nya yang lembut juga gampang diseruput dengan sedotan. Biasanya PR kalau minum minuman yang ada jelly, agar atau Boba bukannya bisa dinikmati kadang malah nyangkut di sedotan.

  • Mie Hongkong Tom Yum Bebek

Soal makanan, mencoba makanan-makanan baru di tempat baru adalah pengalaman yang nggak bakal dilupakan. Termasuk saat nyobain mie Hongkong Tom Yum Bebek yang ada di Massuro Coffee and Kitchen.

Disajikan dalam mangkok, mie yang berukuran kecil berada di paling bawah. Kemudian potongan daging bebek beserta kulit bebek krispi terdapat di atasnya. Sayuran pokcoy ditaruh di samping kemudian hidangan dituang kuah tomyum.

Jujur nih ya, kalau makan Tom Yum pasti seringnya tomyum seafood. Jadi baru kali ini nyobain TomYum Bebek.

Saat dicoba, kuahnya ini seger banget. Kuah yang berasa asam cocok disajikan dengan mie kuning berukuran kecil yang saat dicoba lembutnya bukan main. Lalu daging bebek yang emput dan kulit bebek yang krispi membuat hidangan ini wajib dicoba kalau berkunjung ke Massuro Coffee and Kitchen.

Es Ala Massuro

Pengalaman kuliner kali ini ditutup dengan semangkok es Ala Massuro yang terdiri dari kacang merah, jagung manis dan agar-agar yang diberi topping es krim coklat. Soal rasa, peroaduan bahan-bahan yang disebutkan tadi pas dan enak sekali.

Menikmati tiga hidangan di Massuro Coffee and Kitchen, rasanya sudah teramat kenyang. Tapi bahagianya dapat mencoba hal-hal baru termasuk menikmati hidangan. Walaupun matahari terik, walaupun perjalanan dari Bogor Tangerang cukup jauh. Tapi semua terbayar saat menikmati beberapa hidangan di Massuro Coffee and Kitchen.

Next bakal cobain apalagi ya?
Yuuk komentar!

***

Massuro Coffee and Kitchen
Alamat: Bandara Mas, Street 7 Selapajang Jaya, Ngelasari Tangerang.
Operational Hours: 11.00 pagi sampai 10 malam.
Fasilitas: WiFi, toilet, mushala, area oarking, room meeting.
Harga: mulai dari 9 ribu
Instagram: @massuro_coffekitchen



Kamis, 12 Januari 2023

Rujak Aceh di Tugu Kilometer 0 Indonesia Sabang Aceh

  • Solusi Sakit Kepala

Siapa di sini yang kalau pusing karena banyaknya tekanan pekerjaan pasti melarikan diri ke makanan-makanan pedas yang menyegarkan seperti bakso, seblak, rujak, asinan dan makanan lainnya. Kalau nanya ke mereka yang suka melarikan diri pada makanan yang pedas, Jawabannya adalah plong rasanya kalau sudah makan bakso atau makan rujak. Masalah yang tadi muncul berlipat-lipat sepertinya tidak ada apa-apanya dengan pedasnya bakso atau asemnya buah di rujak. Ada yang sama nggak sih dengan modelan begitu? 

Kalau dibilang makanan pedas tadi adalah solusi sakit kepala,  secara riset saya belum menemukan keterkaitannya. Tapi kalau dilihat, kandungan vitamin dan mineral dalam buah rujak atau kandungan vitamin C dalam sambal pada bakso membuat pikiran kembali fresh. Setidaknya asupan vitamin dan mineral yang terkuras akibat stres karena pekerjaan terpenuhi dengan makanan tersebut. Meskipun nih ya, analisa yang saya jabarkan di atas adalah analisa yang sotoy semata ha ha ha. 

Bisa juga dengan makan makanan pedas seperti bakso dan rujak, hormon endorphin alias hormon kebahagiaan akan naik sehingga hormon stress akibat kerjaan yang menumpuk dan deadline terlibas hormon endorphin. Karena salah satu hal yang membahagiakan dalam hidup ini adalah dapat menikmati makanan enak dan itu membahagiakan pastinya.

  • Rujak Aceh di Kilometer 0 Indonesia

Selesai menginap di bungalow pinggir laut yang menghadap Pulau Rubiah lalu paginya mencoba snorkeling seru di sekitar Pulau Rubiah, kami kemudian check out dan menuju ke Tugu Kilometer 0 Indonesia. Sebagai salah satu tempat yang harus dikunjungi kalau datang ke Sabang, menuju ke Tugu Kilometer 0 Indonesia tidaklah sulit. Jalanan yang agak sedikit menanjak dan berkelok, membelah hunian penduduk lokal kemudia membelah hutan menjadi pengalaman seru dan menarik. Belum lagi tingkah monyet-monyet saat membelah hutan yang terlihat bergelantungan atau berada di pinggir jalan melihat lalu lalang kendaraan yang tidak terlalu ramai.

Sampai di parkiran Tugu Kilometer 0 Indonesia, beberapa monyet menunggu pelancong meminta makanan. Menuju Tugu Kilometer 0 Indonesia, para pedagang pakaian bertuliskan Sabang sudah siap sedia menyambut. Di sela-sela pedagang pakaian ada pedagang rujak aceh yang juga menyambut. Terdapat buah unik mirip salak yang menjadi hiasan di gerobak rujaknya. Pertama kali berencana akan ke Aceh, teman yang asli orang Aceh menyarankan untuk mencoba rujak Aceh. Eh, kebetulan yang mengasyikkan... 

Usai mengunjungi Tugu Kilometer 0 Indonesia, lalu berfoto-foto sejenak. Kami kembali ke parkiran untuk melanjutkan perjalanan ke Kota Sabang. Namun sebelum benar-benar menuju parkir kami mengunjungi salah satu Rujak Aceh yang ada di sana

  • Buah Rumbia

Berbincang dengan tukang rujak dan menggali informasi lebih lanjut membuat saya tahu kalau salah satu bahan yang dipakai untuk rujak adalah buah Rumbia. Buah bersisik mirip salak dengan rasa getir untuk rumbia muda. Biasanya rumbia muda ini dipakai untuk campuran bumbu rujak. Kalau di Bogor atau tempat lainnya menggunakan pisang mentah sebagai campuran bumbu rujak, di Aceh ini menggunakan buah rumbia muda. Rasanya yang getir membuat rujak kaya akan rasa. 

Setelah aku cek and ricek Wikipedia mengenai buah ini ternyata rumbia atau dikenal juga dengan tanaman sagu merupakan  tanaman yang termasuk dalam keluarga palma. Tanaman ini merupakan penghasil tepung sagu. Di daerah lain, tanaman Rumbia ini memiliki nama yang berbeda-beda. Dearah Sumatera dan Sulawesi nama Rumbia bermacam-macam seperti rumbieu, rembie, rembi, rembiau, rambia, hambia, humbia, lumbia, rombia, rumpia . Di daerah Maluku dikenal sebagai ripia, lipia, lepia, lapia, lapaia, hula atau huda sedangkan di Jawa dikenal dengan ambulung, bulung. Jadi tanaman Rumbia ini cukup dikenal. Hanya penggunaan buahnya untuk campuran bumbu Rujak Aceh yang masih baru saya tahu. 

Saya pun mengamati pembuatan rujak, pertama daging buah rumbia, cabe dimasukkan dalam ulekan berukuran besar kemudian bumbu yang terdiri dari gula merah, kacang tanah dipadukan dalam ulekan setelah itu potongan buah seperti buah pepaya, nanas, jambu air, bengkuang, timun, mangga dan buah lainnya. Terlihat tidak jauh berbeda dengan pembuatan rujak di daerah lain, hanya penggunaan buah rumbia yang membedakan. 

  • Nikmatnya Rujak Aceh Kilometer 0 Indonesia

Berkunjung ke Sabang, kemudian melakukan snorkeling di pagi hari. Siangnya badan sedikit capek namun berkunjung ke Tugu Kilometer 0 Indonesia lalu menikmati rujak Aceh menjadi salah satu pengalaman indah dalam hidup ini. 

Saat mencoba rujak Aceh. Rasanya menyegarkan, perpaduan rasa manis, ada getir sekilas (tapi tak merusak rasa), pedasnya cabai dan manis serta ras asamnya buah membuat Rujak Aceh kaya citarasa nya. Rasa letih setelah snorkling terbayar tuntas ketika menikmati Rujak Aceh. 

Apabila ditanya, apakah ingin kembali ke Sabang Aceh? Saya pasti akan menjawab iya. Terbayang sudah pantai indah di Sabang, kedai kopi, snorkling, kuliner yang nikmat dan rujak Aceh yang menyegarkan. 


Rabu, 11 Januari 2023

Rayakan Hari Istimewa dengan Nasi Langgi Solo

Siapa yang baru dengar Nasi Langgi solo? Atau sudah mendengar tapi belum mencoba? Atau sudah mencoba tapi lupa yang kayak gimana Nasi Langgi itu? Atau menjadi salah satu hidangan favorit dan jika berkesempatan pasti mencoba lagi dan mencoba lagi. 

Dari sekian banyak pertanyaan di atas, saya yes pada pertanyaan terakhir. Kali pertama tahu Nasi Langgi dan mencobanya adalah saat berkunjung ke Dapur Solo Matraman. Sebagai restauran yang mengusung tagline Ahlinya Masakan Jawa, Dapur Solo di cabang-cabang lain pasti menjual masakan khas Jawa mulai dari barat Jawa hingga timur Jawa yang berarti di Dapur Solo juga menjual makanan khas dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta bahkan Madura. 

Nah setelah tahu di Dapur Solo ada Nasi Langgi Solo dan itu kali pertama saya mendengarnya. Saya langsung pesan karena penasaran dan setelah itu jatuh cinta. Jadi ketika berkesempatan untuk datang ke restauran yang menjual Nasi Langgi Solo saya pasti memilih menu hidangan ini. 

Jika ditilik Nasi Langgi tuh ya bukan makanan yang sewow kayak nasi tumpeng. Biasa aja, nasi bisa nasi putih atau nasi kuning yang dilengkapi dengan daging tengkleng atau ayam goreng, potongan telur yang didadar, sambal kentang, abon, sambal dan kadang ada mienya. Nah yang bikin menarik, ini bisa kalian temukan di Dapur Solo, pengajian Nasi Langgi Solo ini seperti tumpeng mini di mana nasi dibuat seperti kerucut dan lauk pelengkap ditaruh di sekitar nasi tersebut. 

  • Sejarah Nasi Langgi

Nasi Langgi yang dikenal Nasi Langgi Solo awalnya merupakan makanan khas dari Kota Jember, Jawa Timur. Dulu, nasi Langgi disajikan dengan daging sapi bumbu bali, sambal goreng tempe, sambal kentang, telur asin, petis, abon sapi, mentimun dan sambal. 

Nasi Langgi ini diolah dengan perpaduan rempah-rempah pilihan, santan kelapa dan asam Jawa. Saat ini, nasi Langgi lebih dikenal khalayak sebagai makanan khas Solo. Entah mengapa bisa demikian, awal mulai berasal dari Kota Jember kini berpindah ke Kota Solo. Walaupun demikian, cita rasa Nasi Langgi dengan lauk pelengkao yang menggugah selera perlu sekali untuk dicoba.

  • Merayakan Hari Istimewa

Beberapa penyajian Nasi Langgi umumnya seperti penyajian nasi nasi lainnya. Namun di beberapa restauran penyajian Nasi Langgi Solo ini disajikan dengan nasi yang berbentuk kerucut menyerupai nasi tumpeng. Penyajian seperti itu yang Pah Lapah lihat dan nikmati saat berkunjung ke Dapur Solo. 

Sehingga saat ada hari Istimewa tanpa pikir panjang cukup rayakan di Dapur Solo dan memesan Nasi Langgi Solo ini. Barangkali ini karena sudah kadung jatuh cinta dengan Nasi Langgi jadi merayakan hari istimewanya pun dengan Nasi Langgi. 

Sebenarnya, tidak hanya nasi Langgi sih, nasi-nasi lain juga jadi list makanan favorit saya sebut saja nasi lemak khas Melayu, nasi uduk, nasi jinggo, nasi mengono, nasi bogana. Dulu saat ada kerjaan di Kota Wisata, setiap kali datang pasti saya akan mencoba nasi begono di Kedai Nasi Selera Bogana Kota Wisata Cibubur. Yang saat saya cek kembali ulasannya di GMaps, ternyata Kedai Nasi Selera Bogana menjual Nasi Langgi juga. Selama ini saat berkunjung, saya terpana dengan Nasi Bogana sehingga mengesampingkan menu lainnya yang tidak kalah menarik. Kalau nanti ada kerjaan di Kota Wisata, saya mau coba nasi Langginya. 

  • Setelah Nasi Langgi? 

Salah satu yang bikin happy dalam hidup adalah bisa menemukan hidangan khas daerah. Makanya kalau traveling keliling Indonesia, saya suka tuh pergi ke pasar tradisional untuk tahu sumber daya alam yang khas dari daerah tersebut. Atau datang ke pelosok-pelosok di sebuah daerah untuk coba makanan khasnya. 

Setelah Nasi Langgi, pengen coba nasi-nasi khas lain di daerah lainnya. Kira-kira hidangan apalagi ya? 






Senin, 09 Januari 2023

Destinasi Wisata di Sabang Aceh yang Wajib Dikunjungi

Sabang Aceh

Kalian pasti familiar dengan daerah Sabang. Dari dulu salah satu lagu yang sering dinyanyikan saat sekolah adalah lagu Dari Sabang Sampai Merauke yang terngiang-ngiang terus karena menggambarkan Indonesia yang memiliki ribuan pulau yang sambung menyambung menjadi satu. Daerah Sabang juga makin dikenal berkat jingle lagu mie kebanggaan Indonesia yang sudah mendunia yakni Indomie. Di jingle Indomie terdapat kata Sabang dan Merauke seperti ini.... 

Dari Sabang sampai Merauke

Dari Miangas sampai Pulau Rote

Indonesia tanah airku

Indomie seleraku

Tapi ini bukan dalam rangka mengenalkan Indomie loh ha ha ha. 

Sabang. Apakah kalian tahu di provinsi mana letak daerah Sabang? Atau berada di gugusan pulau mana daerah Sabang? 

Sabang adalah salah satu daerah yang terletak di Nanggroe Aceh Darussalam. Berada di Pulau Weh yang merupakan salah satu pulau yang terletak paling barat di Indonesia. Menuju Sabang kalian bisa menempuh dengan kapal dari Banda Aceh. Sekitar satu jam dengan kapal cepat dan sekitar dua sampai tiga jam dengan kapal feri. 

Pertanyaan berikutnya, apakah Pulau Weh ini berpenghuni? Ya, Sabang dan daerah-daerah lainnya di Pulau Weh ini juga berpenduduk seperti daerah lainnya tentunya dengan infrastruktur yang memadai. Tahun 2021 ke Sabang, jalanan sepanjang pulau terlihat baik dan mulus. Karena Sabang ini salah satu destinasi wisata di Aceh, jadi infrastruktur dari mulai jalanan, tempat menginap dan tempat makan, semuanya tersedia memadai sehingga tak perlu kelaparan atau kedinginan kalau liburan ke Sabang. 

Lantas tempat apa saja yang perlu dikunjungi ketika berada di Pulau Sabang? 

1. Tugu KM 0 Indonesia

Salah satu yang jadi tujuan utama ke Sabang Pulau Weh adalah singgah di titik nol kilometetIndonesia. Sebagai titik paling barat di Indonesia, KM 0 ini jadi tempat yang wajib dikunjungi. Pulau Weh yang bisa dikelilingi dalam waktu sehari memiliki jalan yang bagus dan mulus sehingga akses berpindah dari satu tempat ke tempat lain jadi lebih mudah termasuk ke Tugu KM 0 ini. 

Jalanan menuju Tugu Kilometer 0 ini lancar dan mudah sekali. Ke area ini, kita akan melewati pepohonan rindang yang masih banyak terdapat monyet-monyet yang suka berdiri di pinggir jalan. Sampai di area KM 0, pedagang-pedagang yang menjajakan pakaian dan oleh-oleh kjas Sabang sudah menanti. Jangan dilewatkan juga pedagang rujak Aceh yang siap dengan buah-buah segarnya serta buah rumbia yang unik. 

Di Tugu Kilometer 0 Indonesia ini kita bisa foto-foto kemudian membeli pakaian yang bertuliskan Sabang, menikmati pisang goreng kipas dan menikmati rujak Aceh yang menjadi pengalaman kuliner tersendiri. 

2. Gua Sarang 

Menuju Gua Sarang di Sabang, kalian harus memiliki badan yang kuat dan fit karena area yang dilewati cukup terjal dan bebatuan. Menuju ke Gua Sarang bisa dilanjutkan dengan menggunakan perahu. Namun berfoto di spot bebatuan dengan latar ombak berbuih putih dengan air laut berwarna toska sudah sangat cukup. 

3. Pulau Rubiah

Kalau menurut pahlawan, salah satu tempat snorkling terbaik ada di Sabang tepatnya di Pulau Rubiah. Di tepi pantainya saja ikan ikan sudah bermunculan dengan ruang gembira seolah menyambut kedatangan kami untuk snorkling. 

Peralatan snorkling yang sudah siap dan mie yang sudah disiapkan untuk makan ikan juga siap. Saat menyelam. Gerombolan ikan berkumpul. 

Yang aku suka snorkling di Pulau Rubiah ini masih benar-benar alami dan asri, di barat Indonesia dengan alam yang masih jauh dari polusi udara. 

4. RM. Kencana

Saat pertama kali menginjakkan kaki ke Sabang sesudah sejam lebih berlayar, sangatlah tepat ketika menikmati makan siang di RM Kencana. 

RM Kencana adalah rumah makan yang menghidangkan makanan khas Aceh dan padang. Untuk rasa udah deh menu makanannya lengkap, sayurannya melimpah dan banyak jenisnya. Untuk rasa, hidangan di RM Kencana ini enak mirip makanan rumahan yang bikin kangen untuk coba lagi. 

Kalau kalian berkunjung ke Sabang, ada baiknya kalian untuk singgah dan menikmati makanan di rumah makan ini. Mau prasmanan atau sistem diantar dengan ragam menikmati seperti di warung padang juga bisa. 

5. Kedai Kopi

Kalau ke Sabang Aceh, sebaiknya menikmati kopi dan singgah ke kedai-kedai kopi yang ada di Sabang. Salah satu kedai kopi yang pah lapah singgahi ketika ke Sabang adalah De Sagoe Platinum Kuphie.  Ada dua jenis kopi yang dihidangkan yakni kopi hitam dan kopi sanger  khas Aceh. Untuk harga, segelas kopi sanger yang saya pesan dihargai enam ribu rupiah. Worth it sekali! 

***

Kalau kalian punya kesempatan berlibur ke Aceh lalu mampir ke Sabang Aceh, ada baiknya kalian datangi tempat-tempat yang aku bahas di atas. Lets go jalan jalan! 



Makanan yang Enak Dimakan Pakai Tangan

Makanan yang Nikmat Dimakan dengan Tangan

Tim Pakai Tangan mana nih? 

Kalau ngomongin soal makanan, pasti kita bicara soal cara makannya. Sebenarnya nggak banyak sih cara makan sebuah hidangan yang dimaksud. Bukan cara makan dengan teknik kayang, atau cara makan dengan teknik sikap lilin. Yang ada tumpah semua ha ha ha.... 

Menikmati sebuah hidangan bisa menggunakan tangan langsung atau dengan menggunakan sendok garpu. 

Nah kali ini pahlapah akan membahas makanan apa saja yang cocok dinikmati dengan menggunakan tangan.... 

  1. 1. Nasi Liwet

Siapa pencinta nasi liwet. Makanan yang satu ini enak dinikmati saat acara keluarga atau berkumpul bareng geng sahabat. Biasanya nih ya, nasi liwet dihidangkan dengan menggunakan daun pisang yang utuh dan dipasang memanjang. Satu daun pisang bisa ditempati sekitar empat orang. 

Nasi liwet biasanya dihidangkan bersama jengkol, ayam goreng atau ayam bakar, sambal, lalap seperti selada, mentimun dan daun poh pohan khas Sunda, tambahan lainnya yang nggak kalah nikmat adalah oncom leunca yang membuat hidangan nasi liwet semakin menggugah selera. 

Nasi liwet ini emang paling pas dimakan dengan tangan. Belum pernah lihat nasi liwet dinikmati dengan sendok garpu ala ala resto begitu. 

  1. 2. Seruit Lampung

Makanan khas Lampung ini paling top markotop dimakan bareng keluarga atau teman sejawat. Nasib hangat ditemani seruit yang terdiri dari sambal yang dicampur ikan, terung bakar dan mentimun. Memang tiada duanya. Sambal yang digunakan biasanya sambal terasi. 

Biasanya Seruit Lampung ini dihidangkan saat ada acara keluarga atau kumpul keluarga. Dulu ya, satu piring seruit dinikmati bersama-sama satu keluarga terutama kaum emak emak. Untung bapak-bapak, biasanya satu piring kecil seruit dinikmati sendiri. 

Kalau ada makanan yang bisa mempersatukan bangsa, Seruit Lampung ini bisa mempersatukan warga Lampung. 

  1. 3. Pecel Lele

Makan pecel lele emang paling pas kalau pakai tangan. No debat! Justru kalau makan pecel lele pakai sendok garpu ya kurang seru. Mungkin enggak sepemahaman dengan Chef Vindy Lee yang selalu tampil slay termasuk urusan makan. Tapi beneran deh makan pecel lele emang paling mantap pakai tangan. Dan “aturan” itu sudah tersirat dengan adanya kobokan yang sudah disediakan tukang pecel lele. Setuju nggak? 

Belum lagi makan pecel lele di kiosnya langsung sembari naikin satu kaki (jangan ditiru ya), maka nikmatnya bakal berkali kali lipat... Ha ha ha.... 

  1. 4. Makan Seafood

Makan mukbang seafood yang ditumpahkan di atas meja, kudu pakai tangan. Aneka seafood yang dihidangkan seperti lobster, kepiting, kerang, udang, cumi dengan bumbu yang dipilih paling sedap kalau pakai tangan, bumbu yang menyelinap di sela sela jari bisa dinikmati langsung sembari membersihkan tangan. Seru banget. Belum lagi menikmati daging seafood yang tidak seberapa di sel-sela cangkangnya. Kemudian disedot atau diseruput. Waduh, nikmatnya benar-benar juara enaknya.... 

  1. 5. Nasi Padang

Pernah ada video Tiktok yang menunjukkan orang makan nasi padang dengan sendok. Atau melihat bagaimana tutorial yang dihadirkan Chef Vindy Lee,  cara makan nasi padang dengan anggun dan tetap slay. Dan makan nasi padang itu diperagakan dengan menggunakan sendok. 

Padahal ya, salah satu kenikmatan makan nasi padang itu terletak pada cara makannya. Saat perut lapar, sebungkus nasi padang jadi tambah nikmat ketika menggunakan tangan. Belum lagi, bumbu-bumbu yang menempel di jari-jari tangan kemudian dimasukkan ke mulut perlahan-lahan dan satu per satu enaknya nagiiih. Ada yang pernah begitu nggak? 

#TimPakaiTangan

Tetap ya, walau 5 makanan di atas emang paling enak dimakan dengan tangan langsung. Untuk beberapa orang, sendok dan garpu tetap jadi andalan. Tapi bebas saja toh, karena mau jadi Tim Pakai Tangan atau Tim Pakai Sendok, setiap individu memiliki caranya masing-masing dalam menikmati sebuah hidangan. 

Kalau aku Tim Pakai Tangan, kalau kalian Tim apa nih? 


Minggu, 08 Januari 2023

Kedai Kopi di Aceh dan Sabang

 


  • Kuliner di Daerah

Apa sih yang bikin betah kamu liburan berlama-lama di sebuah daerah? Jujur nih ya salah satu yang bikin aku bahagia berkunjung ke sebuah daerah adalah kulinernya. Ada yang sama nggak? Sebagai culinary enthusiast, kuliner di sebuah tempat bertengger di posisi nomor satu sebagai alasan berkunjung ke daerah tersebut. 

Pernah berkunjung ke Toraja Sulawesi Selatan, dan saya merasa cukup sekali saja berkunjung ke daerah tersebut. Selain rata-rata tempat wisatanya adalah makam dan saya memang kurang suka, makanan di Toraja khususnya untuk muslim agak sedikit sulit. 

Bagi saya kuliner enak dan halal di sebuah tempat harus diperhatikan apalagi yang doyan makan seperti saya.

  • Kedai Kopi di Aceh

Salah satu alasan saya ingin mengunjungi Aceh dan Sabang lagi adalah kulinernya yang nikmat dan kopinya yang enaknya tiada duanya. Pagi pagi di Aceh, saya mulai dengan mengunjungi kedai kopi di sekitaran Aceh jalan bandara menuju ke Banda Aceh. Walaupun nih ya bukan coffee lover alias pencinta kopi tipis-tipis, saya masih bisa menikmati kopi sanger khas Aceh yang merupakan perpaduan antara kopi dan susu. Kalau kopi murni saya angkat tangan, langsung kembung saya dibuatnya. Merogoh kocek sebesar empat ribu rupiah, segelas kopi sanger di kedai kopi bisa dinikmati. 

Untuk menu sarapan, jangan khawatir semua kedai dititipi penjual makanan. Aneka makanan berat untuk sarapan seperti nasi gurih dengan lauk ayam, tongkol dan udang sudah siap sedia. Yang berkuah ada lontong sayur. Mie Aceh ukuran sedang untuk sarapan juga tersedia. Selain menu berat untuk sarapan di kedai-kedai kopi juga menyediakan aneka jajanan pasar yang murah dan nggak kalah enak. 

Hampir setiap pagi, sekitar jam enam lebih saya pasti mendatangi kedai-kedai kopi tersebut dan memesan menu andalan saya kopi sanger, lanjut dengan menikmati nasi gurih udang, pisang goreng, bakwan dan beberapa jajanan pasar lainnya untuk dibawa pulang. Di lain hari, saya juga mencoba bubur kacang hijau yang rasanya nggak kalah enak. 

Sebenarnya ada beberapa kedai kopi di jalan bandara menuju pusat kota Banda Aceh ini. Mulai dari ukuran sedang hingga yang agak besar. Kerennya setiap kedai kopi pasti dikunjungi warga setempat mulai dari pemuda hingga bapak-bapak yang mendominasi. 

Senangnya berkunjung ke kedai-kedai kopi di Aceh ini, selain banyak penduduk lokal yang datang sehingga dapat melihat interaksi di antara mereka. Kedai-kedai kopi ini jadi tempat berkumpul, berbagi berita dll. Iseng saya datang saat siang dan sore hari, pengunjung juga masih lumayan banyak. Terlihat sekali kehidupan yang harmonis dan hidup. 

  • Kedai Kopi di Sabang

Menyeberang sebentar ke Sabang, di sekitar pusat kota dekat dengan tempat saya menginap si Hotel Montana terdapat De Sagoe Platinum Kuphie sejenis foodcourt plus kedai kopi yang cukup kekinian. De Sagoe ini dibuat dua lantai, bisa jadi tempat nongkrong anak muda bisa juga dijadikan tempat makan keluarga. Saat datang, saya melihat banyak pemuda yang duduk kemudian ada beberapa keluarga yang juga makan. 

Kopi yang dihidangkan di De Sagoe ini cukup terbuka, jadi bartender yang meracik kopi biaa terlihat dari meja kursi pengunjung. Atraksi bartender Aceh yang khas, yang mengangkat tinggi kopi lalu dimasukkan ke gelas gelas yang tersusun di meja membuat pemandangan terlihat begitu seru dan mengagumkan.  

Seperti biasa sebelum memesan, saya menanyakan satu gelas kopi sanger ke bartender. Saya pikir ya, kopi yang dihidangkan dengan gelas gelas berukuran sedang berharga fantastis, namun ternyata segelas kopi sanger cukup mengeluarkan uang  6 ribu rupiah. Murah banget kan? 

Saya pun mengambil tempat duduk setelah memesan kopi sanger dan mie Aceh. Di saat duduk, pramusaji mengantarkan kacang rebus. Saya kaget karena merasa tidak memesan, namun saat saya lihat meja lain ternyata hidangan kacang rebus juga diberikan. Ya sudah tak perlu menolak, nikmati saja. 

Saat membayar harga sekelas kopi enam ribu rupiah, kacang rebus lima ribu rupiah dan mie Aceh polos hanya 10 ribu rupiah. Harga yang sangat terjangkau. Ada juga camilan camilan seperti keripik singkong, kacang goreng dll yang bisa jadi teman ngopi. 

  • Mau ke Aceh lagi?

Aceh, selain alamnya yang benar-benar indah dan masih natural. Menikmati kuliner di kedai-kedai kopi di pelosok-pelosok Aceh menjadi kenikmatan tersendiri. 

Saat ditanya teman, “Mau ke Aceh lagi?”

Saya menjawab dengan mantap, “Mauuu!!” Lantas terkenang di pikiran sata segelas kopi sanger, mie Aceh dan jajanan pasar yang menemani segelas mie Aceh. 


Sabtu, 07 Januari 2023

Sumba Dalam Kacamata Perfilman Indonesia


Sumba

Salah satu destinasi yang didambakan banyak orang ini menyimpan ragam pesona dan keunikan. Panorama Sumba yang rupawan berupa rumput savana yang memiliki warna berbeda di setiap musimnya menjadi suguhan yang memukau. Belum lagi bukit-bukit yang berundak-undak hampir di semua tempat di Sumba Timur. 

Pesona Sumba belum habis, sebagai salah satu pulau di daerah Nusa Tenggara Timur. Keindahan pantai Sumba memang tiada duanya. Pantai dengan pasir putih, laut yang berwarna toska, biru, hingga biru tua. Jarang jarang bisa melihat lautan toska yang indah. Dan semua itu ada di Sumba.... 

Tempat yang memberikan panorama keindahan, tak heran jika Sumba menjadi latar tempat pengambilan gambar beberapa film Indonesia. Saat masih kecil dulu, saya ingat salah satu film garapan Garin Nugroho bertajuk Angin Rumput Savana. Garin yang menggarap film tersebut dengan simbolik yang apik ditambah latar Sumba yang mengagumkan. Film yang saya tonton tahun 1997 ini sempat masuk nominasi penghargaan di Indonesia. 

Setelah itu, saya nyaris tidak melihat film-film berlatar Sumba hingga akhirnya tahun tahun di atas 2010an, beberapa film mulai melirik kembali Sumba untuk dijadikan layar tempat pengambilan gambar. Ada beberapa film yang sudah saya tonton dan membaginya dalam Sumba di kacamata perfilman Indonesia. 

  • Sumba yang Estetik dalam Pendekar Tongkat Mas

Ada film Pendekar Tongkat Mas yang mengeksplorasi Sumba dengan estetik vibes hingga ke desa-desa di pedalaman terasa sekali keindahan akan kultur Sumba. Film garapan Riri Reza ini membuat Sumba benar benar jadi sesuatu yang estetik dan benar-benar indah. 

Saat berkunjung ke Sumba, salah satu tempat yang dikunjungi adalah Bukit Morinda Villa dan Resto, berada di atas bukit. Pemandangan yang dihadirkan benar-benar membuat kita berdecak kagum, villa dan resto dikelilingi bukit-bukit yang tidak kalah indah. Benar-benar mengagumkan. Kalau kalian ada kesempatan ke Sumba menginap di Bukit Morinda Villa dan menikmati hidangan di Bukit Morinda Resto ini benar benar harus dicoba. 

  • Sumba yang Sebenarnya dalam Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

Untuk melihat Sumba yang agak sedikit dark, Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Di film ini, Sumba terlihat benar-benar Sumba. Terlihat budaya Sumba mulai dari cara pemakaman, ternak di Sumba yang beragam, keadaan jalan di sana, padang rumput dan keadaan Sumba yang panas.

Jujur nih ya, tiga kali ke Sumba Timur, panasnya Sumba luar biasa. Tiga kali ke Sumba, sempat merasakan tiga musim yang berbeda. Musim hujan di mana rumput di Padang Savana yang menghijau indah, lalu kedua kali ke Sumba peralihan dari musim hujan ke musim kemarau di mana rumput-rumput di Padang Savana sudah mulai berwarna coklat kehijauan. Ke Sumba di kali ketiga saat musim kemarau, rerumputan sudah tak lagi coklat namun sudah berwarna abu-abu. Terlihat sangat eksotis namun panasnya terasa menyengat sekali. Makanya saat menyaksikan Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak suasana Sumba memang begitu adanya, panas terik, budaya yang kental dan kemiskinan yang terasa sekali. 

Bagusnya Film Marlina ini membuatnya mendapatkan penghargaan di dalam maupun luar negeri. Di Indonesia, dalam penghargaan FFI 2018 Marlina memborong 10 Piala Citra. 

  • Sumba yang Menghibur dalam Film Susah Sinyal

Untuk Sumba dalam sketsa komedi yang asyik dan menghibur, Film Susah Sinyal jadi salah satu film yang membuat Sumba menjadi menarik dari sudut pandang lain. Film yang digarap oleh Ernest Prakasa ini mampu menghadirkan keindahan Sumba sebagai tempat berlibur. 

Berkunjung ke Sumba, untuk urusan hotel dan akomodasi cukup memadai. Salah satu hotel yang saya tempati ketika berkunjung ke Sumba adalah Padadita Beach Hotel yang menurut saya hotel yang cukup keren di Sumba. Selain Padadita Beach Hotel, saya juga sempat menginap di Tanto Hotel yang menurut saya standar lah. 

Kembali ke Film Susah Sinyal, Sumba terlihat benar-benar jadi destinasi wisata yang patut untuk dikunjungi. Film bergenre komedi ini menghadirkan Sumba dari panorama satu ke panorama lain termasuk di dalamnya ada Pantai Walakiri yang tidak jauh dari Bandara Umbu Menang Kunda. Seperti yang saya bilang di awal, pantai-pantai di Sumba benar-benar indah dan  mengagumkan termasuk Pantai Walakiri. Khusus di Pantai ini ketika senja dan air surut pohon-pohon bakau terlihat indah dan menjadi spot foto yang keren. 

***

Kalau ditanya, apakah ingin ke Sumba lagi? Tentu saja iya. Kalau sebelumnya ke Sumba ada misi terkait kearifan lokal di sana. Untuk kunjungan berikutnya, saya ingin menikmati Sumba dalam kacamata Film Susah Sinyal walaupun sinyal susah tapi bahagia karena dapat mengeksplorasi Sumba lagi. Semoga ada waktu dan kesempatan lebih baik. Aamiin. 

Pertanyaan berikutnya” Jika kalian ditawari le Sumba. Ingin menikmati Sumba dari kacamata film apa?” Komentar yuuk! 


Jumat, 06 Januari 2023

Makanan Yang Wajib Dicoba Kalau Ke Lampung

 

Tabikpun

Salah satu provinsi yang perlu kalian datangi saat liburan adalah Provinsi Lampung. Akses menuju Lampung pun tidak kalah mudah dengan akses menuju daerah-daerah di Pulau Jawa seperti Semarang, Yogyakarta, atau Surabaya. Menuju Lampung bisa melalui tol kemudian dilanjutkan dengan menaiki kapal laut penyeberangan dari Merak ke Bakauheni. Kemudian dari Bakauheni menuju Bandar Lampung yang merupakan ibukota Provinsi Lampung cukup melewati tol yang lancar dan memakan waktu sekitar 1,5 jam hingga 2 jam. 

Di Bandar Lampung, banyak yang dapat dieksplorasi seperti museum, ragam kuliner dan tempat wisata. Untuk tempat wisata alam satu jam dari Bandar Lampung, banyak pantai-pantai yang bisa dieksplorasi. Untuk urusan hotel atau tempat belanja, tenang di Bandar Lampung juga ada. Jadi tak perlu khawatir! 

Okay, bicara soal kuliner. Lampung juga menyimpan aneka kekayaan kuliner yang bisa dinikmati saat berkunjung. Beberapa makanan memang khas dari Lampung namun beberapa makanan merupakan khas makanan dari daerah lain yang sudah disesuaikan dengan keadaan di Lampung. 

Nah, kalau kalian berkunjung ke Bandar Lampung, ada beberapa makanan yang wajib kalian coba. Apa sajakah itu? 

  • Seruit Lampung

Seruit Lampung merupakan makanan khas orang Lampung. Terdiri dari 3 elemen penting yakni sambal, ikan, dan lalap. Ketiga makanan ini bercampur jadi satu dan terbentuklah Seruit Lampung, sesederhana itu. 

Sambal yang digunakan untuk seruit biasanya adalah sambal terasi, ikan yang disajikan biasanya ikan bakar dengan tering yang dibakar atau digoreng. Lalapan lain sebagai pendukung bisa mentimun, daun singkong, kacang panjang, terung bulat, kemangi dan lalapan lainnya. 

Seruit Lampung disajikan dengan mencampur sambal dengan daging ikan bakar, daging terung bakar dan daging mentimun. Biasanya hidangan ini dimakan bersama-sama dalam satu keluarga. 

Kalau kalian sedang di Lampung, ada beberapa tempat makan di Bandar Lampung yang menyajikan Seruit Lampung. 

  • Pempek Lampung

Walau, pempek adalah makanan khas Palembang, namun jangan salah di Lampung juga ada pempek loh... 

Kalau kalian sempat menonton Tonight Show, tamu yang hadir adalah komika dari Lampung. Saat asyik berbincang, Vincent langsung nyeletuk kalau Pempek Lampung tiada duanya. 

Ada beberapa kedai pempek yang bisa kalian kunjungi seperti Pempek Tenda Biru, Pempek Nori dan Pempek 123.

  • Kerupuk Kemplang

Camilan satu ini sih udah legend jadi makanan favorit baik dimakan langsung di Lampung atau untuk dijadikan oleh-oleh. Kerupuk kemplang yang terbuat dari tepung tapioka dan ikan kemudian dipanggang dimakan dengan sambal memang tiada dua enaknya. 

Ada beberapa merk yang bisa kalian pilih. Tapi pada umumnya kerupuk kemplang yang enak terlihat dari kerupuknya yang terlihat padat dan berisi. Untuk sambalnya terlihat segar dan tercium bau sambal yang khas. Biasanya kerupuk kemplang yang berkualitas memiliki harga yang lumayan lebih tinggi. Jadi ada harga ya ada barang. 

  • Keripik Pisang Coklat

Camilan ini juga legend ya karena jadi makanan oleh-oleh khas dari Lampung. Keripik pisang yang terbuat dari pisang kepok yang dilumuri bubuk coklat. Kalau kalian berkunjung ke pusat oleh-oleh Lampung di daerah Teluk Betung, Bandar Lampung, kalian dapat dengan bebas memilih keripik pisang coklat dari segala merk. 

  • Mie Khodon

Mungkin baru kali pertama mendengar mie khodon. Di Bandar Lampung terdapat mie khodon yang buka sejak tahun 1960an. Buat kalian yang penasaran, ada beberapa kedai mie khodon yang bisa kalian coba seperti Mie Khodon di Teluk Betung Selatan, 

Jika ditelaah, mie khodon ini mirip dengan bakmi Jawa dan mie aceh. Kalian bisa pilih mie goreng atau yang berkuah. Yang membedakan dengan bakmie Jawa dan mie aceh adalah bahan mienya dan bumbunya. 

Nah itu dia makanan-makanan yang wajib kalian coba jika berkunjung ke Lampung. Bagaimana menarik kan? Sudah saatnya liburan nanti kalian mengeksplorasi Lampung. Yuuuk! 


Kamis, 05 Januari 2023

Penuhi Asupan Vitamin Sea di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu

"Pantai itu menyenangkan, sedangkan gunung itu menenangkan."

Siapa yang setuju dengan kutipan quotes di atas? Pantai dan laut itu menyenangkan sedangkan gunung itu menenangkan. Sebagai pecinta pantai dan laut, pergi ke pantai lantas memandang laut itu salah satu tempat liburan yang menyenangkan: main air, tempat yang luas, bunyi deburan pantai, angin yang bertiup sepoi-sepoi, pasir yang seakan memanggil-manggil kaki tak bersandal dan air laut yang turut berteriak untuk disinggahi. Rasanya ada kebebasan dan kelepasan beban yang benar-benar bebas. Yang benar-benar lepas.... 

Selain Vitamin A, Vitamin B ada juga Vitamin Sea yang diperlukan tubuh untuk menyegarkan segala-galanya, menyegarkan pikiran, tubuh, jiwa, raga dan hati. 

Buat kalian yang di Jabodetabek, salah satu pantai yang paling banyak dipilih adalah Pantai Ancol di bilangan Jakarta Utara. Kondisi Pantai Ancol yang kotor, banyak sampah dan ramai pengunjung perlu ditelaah lagi untuk mendapatkan asupan Vitamin Sea yang benar benar diperlukan tubuh. 

Masih di sekitaran Jakarta, salah satu pantai dan laut yang bisa jadi alternatif untuk memperoleh asupan Vitamin Sea adalah Kepulauan Seribu. Selain menikmati pantai, laut, di Kepulauan Seribu kita juga dapat staycation, menikmati kuliner di sana, dan bisa membeli hasil laut dari nelayan. 

Ada beberapa pulau yang dapat disinggahi untuk tinggal seperti Pulau Pramuka atau Pulau Pari. Setidaknya dua pulau ini pernah saya singgahi, tinggali dan eksplorasi. 

Di Pulau Pramuka, selain menginap, menikmati senja di pantai, kita juga dapat mengeksplore Taman Nasional Kepulauan Seribu,  di sini terdapat jembatan yang menghubungkan bibir pantai dengan laut. Di sini kalian bisa menikmati sunrise di Pantai Sunrise. 

Dulu kali pertama ke Pulau Pramuka, Pulau ini agak sedikit kotor dan dipenuhi sampah. Empat tahun berikutnya kembali saya berkunjung ke Pulau Pramuka, pulau ini sudah bebenah sedemikian rupa. Beberapa spot dibuat seapik mungkin dan layak untuk tempat liburan dan mengisi asupan Vitamin Sea.

Di Pulau Pramuka ada juga tempat pelestarian mangrove yang bisa jadi tambahan wawasan terkait tanaman mangrove. Adanya hutan bakau di area Taman Nasional Kepulauan Seribu membuat kita bisa belajar fungsi dari hutan ini dalam melindungi pulau. Di Pulau Pramuka terdapat juga penangkaran penyu sisik yang menjadi salah satu daya tarik di Pulau Pramuka ini. 

Untuk urusan menginap, di Pulau Pramuka banyak tempat menginap yang dapat disesuaikan dengan budget. Saat berkunjung dulu adalah kunjungan pendidikan, sehingga  saya menginap gratis di salah satu badan penelitian di Indonesia.

Kepulauan Seribu merupakan salah satu bagian daerah DKI Jakarta. Banyak yang enggak menyangka, tapi ketika datang ke Pulau Pramuka dan melihat plang bertuliskan Provinsi DKI Jakarta barulah paham kalau Kepulauan Seribu merupakan bagian dari DKI Jakarta.

Menempuh waktu sekitar 2-4 jam dari Angke, asupan Vitamin Sea yang melimpah bisa diperoleh di Pulau Pramuka. Oh ya, Pulau Pramuka ini merupakan pemukiman penduduk sehingga kita bisa melihat aktivitas penduduk lokal. Untuk fasilitas, di Pulau Pramuka ini terdapat rumah sakit, sekolah dan fasilitas lainnya. 

Jika ingin mengeksplorasi lebih jauh pulau di sekitar Pulau Pramuka, kalian bisa menyewa perahu untuk berkunjung ke pulau lain. Dulu, untuk snorkeling kami pergi ke Pulau Semak Daun. Sayang kelestarian biota di sekitar Pulau Semak Daun mulai terganggu. Mungkin akibat eksplorasi berlebih dari wisatawan yang berkunjung.

Tapi, untuk memenuhi asupan Vitamin Sea rasanya berkunjung dan mengeksplorasi Pulau Pramuka sudah sangat sangat cukup. Menikmati sunrise, menikmati senja dan sunset, berkeliling pulau, melihat sibuknya nelayan saat menurunkan hasil tangkapan ikan, melihat konservasi tanaman mangrove dan penyu, berkeliling ke hutan bakau. Pulau Pramuka sudah lebih dari cukup menyediakannya....

So, penuhi asupan Vitamin Sea mu di Pulau Pramuka!


Yuk Tukoni: Pahlawan UMKM di Masa Pandemi

  Yogyakarta Salah satu tempat yang pah papah selalu ingin kunjungi adalah Yogyakarta. Entah kenapa ketika baru menginjakkan kaki di tanah Y...