Minggu, 08 Januari 2023

Kedai Kopi di Aceh dan Sabang

 


  • Kuliner di Daerah

Apa sih yang bikin betah kamu liburan berlama-lama di sebuah daerah? Jujur nih ya salah satu yang bikin aku bahagia berkunjung ke sebuah daerah adalah kulinernya. Ada yang sama nggak? Sebagai culinary enthusiast, kuliner di sebuah tempat bertengger di posisi nomor satu sebagai alasan berkunjung ke daerah tersebut. 

Pernah berkunjung ke Toraja Sulawesi Selatan, dan saya merasa cukup sekali saja berkunjung ke daerah tersebut. Selain rata-rata tempat wisatanya adalah makam dan saya memang kurang suka, makanan di Toraja khususnya untuk muslim agak sedikit sulit. 

Bagi saya kuliner enak dan halal di sebuah tempat harus diperhatikan apalagi yang doyan makan seperti saya.

  • Kedai Kopi di Aceh

Salah satu alasan saya ingin mengunjungi Aceh dan Sabang lagi adalah kulinernya yang nikmat dan kopinya yang enaknya tiada duanya. Pagi pagi di Aceh, saya mulai dengan mengunjungi kedai kopi di sekitaran Aceh jalan bandara menuju ke Banda Aceh. Walaupun nih ya bukan coffee lover alias pencinta kopi tipis-tipis, saya masih bisa menikmati kopi sanger khas Aceh yang merupakan perpaduan antara kopi dan susu. Kalau kopi murni saya angkat tangan, langsung kembung saya dibuatnya. Merogoh kocek sebesar empat ribu rupiah, segelas kopi sanger di kedai kopi bisa dinikmati. 

Untuk menu sarapan, jangan khawatir semua kedai dititipi penjual makanan. Aneka makanan berat untuk sarapan seperti nasi gurih dengan lauk ayam, tongkol dan udang sudah siap sedia. Yang berkuah ada lontong sayur. Mie Aceh ukuran sedang untuk sarapan juga tersedia. Selain menu berat untuk sarapan di kedai-kedai kopi juga menyediakan aneka jajanan pasar yang murah dan nggak kalah enak. 

Hampir setiap pagi, sekitar jam enam lebih saya pasti mendatangi kedai-kedai kopi tersebut dan memesan menu andalan saya kopi sanger, lanjut dengan menikmati nasi gurih udang, pisang goreng, bakwan dan beberapa jajanan pasar lainnya untuk dibawa pulang. Di lain hari, saya juga mencoba bubur kacang hijau yang rasanya nggak kalah enak. 

Sebenarnya ada beberapa kedai kopi di jalan bandara menuju pusat kota Banda Aceh ini. Mulai dari ukuran sedang hingga yang agak besar. Kerennya setiap kedai kopi pasti dikunjungi warga setempat mulai dari pemuda hingga bapak-bapak yang mendominasi. 

Senangnya berkunjung ke kedai-kedai kopi di Aceh ini, selain banyak penduduk lokal yang datang sehingga dapat melihat interaksi di antara mereka. Kedai-kedai kopi ini jadi tempat berkumpul, berbagi berita dll. Iseng saya datang saat siang dan sore hari, pengunjung juga masih lumayan banyak. Terlihat sekali kehidupan yang harmonis dan hidup. 

  • Kedai Kopi di Sabang

Menyeberang sebentar ke Sabang, di sekitar pusat kota dekat dengan tempat saya menginap si Hotel Montana terdapat De Sagoe Platinum Kuphie sejenis foodcourt plus kedai kopi yang cukup kekinian. De Sagoe ini dibuat dua lantai, bisa jadi tempat nongkrong anak muda bisa juga dijadikan tempat makan keluarga. Saat datang, saya melihat banyak pemuda yang duduk kemudian ada beberapa keluarga yang juga makan. 

Kopi yang dihidangkan di De Sagoe ini cukup terbuka, jadi bartender yang meracik kopi biaa terlihat dari meja kursi pengunjung. Atraksi bartender Aceh yang khas, yang mengangkat tinggi kopi lalu dimasukkan ke gelas gelas yang tersusun di meja membuat pemandangan terlihat begitu seru dan mengagumkan.  

Seperti biasa sebelum memesan, saya menanyakan satu gelas kopi sanger ke bartender. Saya pikir ya, kopi yang dihidangkan dengan gelas gelas berukuran sedang berharga fantastis, namun ternyata segelas kopi sanger cukup mengeluarkan uang  6 ribu rupiah. Murah banget kan? 

Saya pun mengambil tempat duduk setelah memesan kopi sanger dan mie Aceh. Di saat duduk, pramusaji mengantarkan kacang rebus. Saya kaget karena merasa tidak memesan, namun saat saya lihat meja lain ternyata hidangan kacang rebus juga diberikan. Ya sudah tak perlu menolak, nikmati saja. 

Saat membayar harga sekelas kopi enam ribu rupiah, kacang rebus lima ribu rupiah dan mie Aceh polos hanya 10 ribu rupiah. Harga yang sangat terjangkau. Ada juga camilan camilan seperti keripik singkong, kacang goreng dll yang bisa jadi teman ngopi. 

  • Mau ke Aceh lagi?

Aceh, selain alamnya yang benar-benar indah dan masih natural. Menikmati kuliner di kedai-kedai kopi di pelosok-pelosok Aceh menjadi kenikmatan tersendiri. 

Saat ditanya teman, “Mau ke Aceh lagi?”

Saya menjawab dengan mantap, “Mauuu!!” Lantas terkenang di pikiran sata segelas kopi sanger, mie Aceh dan jajanan pasar yang menemani segelas mie Aceh. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk Tukoni: Pahlawan UMKM di Masa Pandemi

  Yogyakarta Salah satu tempat yang pah papah selalu ingin kunjungi adalah Yogyakarta. Entah kenapa ketika baru menginjakkan kaki di tanah Y...